Profil UKM Women Studies Centre - KBM UIN SGD Bandung

23:36 Zilenial School 0 Comments

PROFIL UKM WSC
(WOMEN'S STUDIES CENTRE)




Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling mulia, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Keduanya telah dipercayai dalam mengelola alam semesta, dalam hal ini bumi beserta isinya. Hal ini telah kita jelaskan dalam firman-Nya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mendiskriminasi salah satu dari keduanya. Akan tetapi ketika melihat realitas saat ini ternyata tataran normative idealis yaitu, nilai-nilai Islam yang memuat prinsip-prinsip egaliter, keadilan, dan kemerdekaan tidak sesuai dengan tataran historis empiris. Ini terbukti dari adanya proses dehumanisasi terhadap salah satu jenis kelamin tertentu yaitu perempuan. Selain itu ilmu-ilmu sosial juga memperkuat proses dehumanisasi ini dengan menyumbangkan ilmu-ilmu yang tidak sensitif gender. Karena kebanyakan ilmuwan adalah laki-laki sehingga ilmu sosial bersifat seksis, karena konsep-konsep serta bangunan ilmu itu secara sistematis telah menggeser peran serta perempuan dalam ranah keilmuan.
Berangkat dari persoalan di atas, maka beberapa lembaga perempuan menjadi suatu yang niscaya mengikat keberadaan ilmu-ilmu yang seksis serta pemahaman-pemahaman keagamaan yang bias gender. Oleh karen itu diperlukan sebuah paradigma alternatif yang lebih memberikan harapan bagi tatanan sosial yang adil serta sensitif gender di lingkungan kampus. Maka, lahirlah cara pandang perempuan yang di inspirasikan dari kehidupan nyata yang mengakomodir kepentingan kaum perempuan. Bersamaan dengan itu, diperlukan sebuah alat analisis yang disebut dengan analisis gender.
Begitu mengkristalnya budaya patriarki dalam masyarakat, menjadi “kananga panti daksa darbah waada” yang salah dalam praktek kehidupan ini. Bahkan kaum perempuan yang mengalami bentuk ketidakadilan gender tidak menyadarinya. Oleh karena itu diperlukan adanya sebuah penyadaran terhadap masyarakat. Dimana perbedaan biologis anatara laki-laki dan perempuan tidak menjadi alasan atas adanya hierarki antara keduanya dalam peran dan fungsinya di masyarakat. Karena jenis kelamin tidak menjamin bentukannya peran gender. Akan tetapi, peran gender dibentuk oleh lingkungan dimana seseorang itu tinggal dan hal ini bisa berubah menurut ruang dan waktu. Dalam perjuangan mengembalikan eksistensi perempuan di masyarakat sebagai manusia yang setara, yaitu minimal dengan memiliki skala prioritas. Dalam skala priritas ini kaum laki-laki harus dilibatkan, dalam hal ini harus ada relasi antara kaum laki-laki dan perempuan yang bersifat sosio-antropologis. Karena ketika tidak ada perbedaan derajat nanti (laki-laki dan perempuan) akan menghasilkan kesinambungan dan kejasama yang harmonis dan sinergis antara kedua belah pihak dalam memproses dan mempresepsikan kehidupan yang dihadapi.
Banyak pandangan keliru tentang perempuan, dimana perempuan dipandang rendah, lemah dan tidak dapat bersaing dari kaum laki-laki sehingga hal inilah yang melahirkan banyak terjadinya diskriminasi terhadap kaum prempuan seperti marjinalisasi, subordinasi dan diskriminasi.
Hiruk-pikuk isu-isu perempuan ini ditandai dengan adanya kajian-kajian, diskusi dan seminar yang digelar oleh instansi ataupun kaum intelektual seperti mahasiswa, agamawan, sastrawan dan elemen masyarakat yang mereka lakukan secara intensif  untuk menjawab permasalah mengapa ketidakadilan gender terjadi di masyarakat.
Maka dari itu, Women Studies Centre  (Pusat Kajian Perempuan) merupakan salah satu lembaga kemahasiswaan yang bergerak di bidang nalar intelektual khususnya mengkaji isu-isu perempuan. Hal ini dilakukan demi terciptanya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. (baik laki-laki maupun perempuan). Dan tidak menutup kemungkinan laki-lakipun ikut serta dalam kajian dan berpartisipasi untuk terwujudnya lingkungan kampus yang sensitif gender.
Oleh karena itu, WSC sebagai pusat kajian perempuan berperan untuk memberdayakan kaum perempuan untuk mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya, sehingga perempuan tidak dipandang sebelah mata oleh laki-laki tetapi dijadikan mitra sejajar dalam kehidupan.

Sejarah Women Studies Centre
Berdasarkan tujuan awal WSC dalam masalah global tentang diskursus Feminis atau Gender, maka sebagai kaum perempuan (Mahasiswi dari berbagai jurusan di UIN SGD Bandung) yang memiliki ide serta tujuan yang sama, juga memiliki perhatian yang sangat besar terhadap perempuan. Maka dari sini lahirlah WSC pada tanggal 22 Desember 1994 yang bertepatan dengan hari ibu, yang merupakan organisasi intra kampus yang disebut Unik Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang mengkaji tentang isu-isu perempuan dengan nama Women Studies Centre.

Tujuan Women Studies Centre (WSC)

Terciptanya sensitivitas gender di kalangan civitas akademis UIN Sunan Gunung Djati Bandung, serta terciptanya insan-insan berkualitas dan sadar akan tanggungjawabnya terhadap kemajuan perempuan baik intern kampus maupun ekstern kampus yang disesuaikan dengan potensi yang dimilikinya.

You Might Also Like

0 comments: